dslpo.blogg.se

Wouldn’t you know it, we’re six entire episodes in and there has been no demon lord showdown as promised, but a whole lot of talking heads. Then the third episode’s credits roll… and the fourth’s… Then the second episode’s credits roll, and wouldn’t you know it, Rimuru and his pals are still talking it out in Tempest. it setting up the epic action teased to come. Okay, fair enough, it is the first episode, so it’s alright to spend

Episode one rolls around, and the entirety is spent with the main, supporting, and minor characters talking it out. The stage is set for an epic war between demon lords. I am in shock and awe over what a disappointment it’s been.Īt the end of S2P1, it was clear that Rimuru would be spending the next arc taking down the antagonist, Clayman. This was my most anticipated summer anime of 2021. Saat ia tumbuh terbiasa dengan fisik barunya, kejenakaan lengketnya riak di seluruh dunia, secara bertahap mengubah nasibnya.Tensura Season 2 Part 1 went out on a relatively high note, and the hype for the continuation was real. Sekarang, terbebas dari kehidupan masa lalunya yang membosankan, Rimuru memulai perjalanan baru dengan tujuan yang berbeda dalam pikirannya. Sebagai imbalannya, Veldora menganugerahkan kepadanya nama Rimuru Tempest untuk memberinya perlindungan ilahi. Simpati dengan kesulitannya, Satoru berteman dengannya, berjanji untuk membantu menghancurkan segel. Dia kemudian menemukan monster tingkat Bencana yang disegel “Storm Dragon” Veldora yang telah disegel selama 300 tahun terakhir karena menghancurkan kota menjadi abu. Dengan melakukan itu, ia memperoleh keterampilan yang baru ditemukan - terutama, kekuatan untuk melahap apa pun dan meniru penampilan dan kemampuannya. Ketika Satoru sadar kembali, ia menemukan bahwa ia telah bereinkarnasi sebagai lendir di alam asing. Namun, saat menyerah pada luka-lukanya, sebuah suara aneh bergema di benaknya, dan membacakan banyak perintah yang tidak dapat dipahami oleh orang yang sekarat itu. Di tengah pertemuan santai dengan rekannya, ia menjadi korban penyerang acak di jalanan dan ditikam. Satoru Mikami yang berusia tiga puluh tujuh tahun adalah pekerja korporat biasa, yang sangat puas dengan gaya hidupnya yang monoton di Tokyo, selain gagal mendapatkan pacar bahkan sekali seumur hidupnya.